Adab-adab ketika ke masjid

 

Adab-adab ketika ke masjid


Adab-adab ketika ke masjid dan semasa di masjid

DALIL-DALIL DARI ALQURAN DAN ALHADIS:

1. Membersihkan mulutnya dari bau yang tidak enak ketika hendak mendatangi masjid .

Disebutkan di dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Jabir bin Abdillah, dari Nabi Shalallahu ‘alahi wa sallam beliau bersabda:

مَنْ أَكَلَ الْبَصَلَ وَالثُّومَ وَالْكُرَّاثَ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ بَنُو آدَمَ
” Siapa yang makan bawang merah, bawang putih atau bawang bakung (jengkol, petai dan selainnya), maka sungguh janganlah dia mendekat masjid kami, karena malaikat terganggu dengan apa manusia terganggu dengannya”.

2. Membaca sholawat atas nabi dan berdoa ketika hendak masuk ketika telah sampai pada pintunya.

Disebutkan dalam Sunan Abu Dawud dan dishahihkan Al Imam Ibnu Hibban dari sahabat Abu Humaid atau Abu Usaid Al Anshory, berkata: Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda :

Jika seseorang dari kamu masuk masjid, maka hendaklah dia membaca sholawat atas nabinya, kemudian hendaknya dia berkata :

اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
Ya Allah ya Tuhan kami, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku ” .

Kemudian ketika keluar membaca :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ
“Ya Allah ya Tuhan kami , sesungguhnya aku meminta kepada-Mu dari keutamaan -Mu“.

Atau membaca doa-doa yang terdapat di dalam hadits-hadits shahih yang lainnya .

3. Ketika masuk mendahulukan kaki kanan, kerana bagian kanan itu untuk sesuatu yang mulia , sedangkan ketika keluar melangkahkan kaki kiri, dalam rangka memuliakan yang kanan.

Al Imam Bukhari dan Muslim telah mengeluarkan di dalam ” Shahih Keduanya ” , dari Aisyah rodhiyallahu anha, dia berkata :
 كَانَ النَّبِيُّ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِي تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ
“Bahwasanya Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam suka mendahulukan bagian yang kanan ketika memakai sandal, bersisir, bersuci dan dalam semua urusannya (yang mulia) ” .

4. Menunaikan hak masjid yaitu melakukan sholat dua rakaat sebelum duduk (sholat tahiyatul masjid) bila mana pun seseorang masuk dan walaupun sudah terlanjur duduk sebelum sholat.

Disebutkan di dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Qatadah bin Rib’i Al-Anshory, dia berkata: Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda :

إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ
“Jika seseorang dari kamu masuk masjid maka janganlah dia duduk (di dalamnya) sehingga dia melakukan sholat dua rakaat “.

Al Imam Ibnu Hibban telah meriwayatkannya di dalam “Shahihnya” dari sahabat Abu Dzar bahwa dirinya telah masuk masjid (dan dia duduk sebelum sholat), maka Nabi Shalallahu ‘alahi wa sallam berkata kepadanya :’Apakah kamu telah melakukan sholat dua rakaat ?’, dia berkata : belum , maka beliau katakan :‘berdirilah kamu dan sholatlah dua rakaat ‘” .

5. Tidak mengumumkan barang yang hilang di dalamnya .

Al-Imam Ahmad, Muslim dan selain dari keduanya telah meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
مَنْ سَمِعَ رَجُلًا يَنْشُدُ ضَالَّةً فِي الْمَسْجِدِ فَلْيَقُلْ لَا رَدَّهَا اللَّهُ عَلَيْكَ فَإِنَّ الْمَسَاجِدَ لَمْ تُبْنَ لِهَذَا
“Barang Siapa yang mendengar seseorang sedang mencari barang yang hilang di dalam masjid , maka hendaklah dia berkata : Semoga Allah tidak mengembalikannya kepadamu, sesungguhnya masjid-masjid itu tidaklah dibangun untuk demikian ini ” .

6. Tidak melakukan jual beli di dalamnya .

Disebutkan di dalam hadits yang telah diriwayatkan Al Imam Tirmidzi, Nasai dan selain keduanya, juga dishahihkan oleh Al Imam Ibnu Khuzaimah dan Hakim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi Shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda :

إِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَبِيعُ أَوْ يَبْتَاعُ فِي الْمَسْجِدِ فَقُولُوا لَا أَرْبَحَ اللَّهُ تِجَارَتَكَ الحديث.
Jika kalian melihat seseorang menjual atau membeli sesuatu di dalam masjid, maka katakanlah Semoga Allah tidak memberikan keuntungan pada perdaganganmu… ” .

Jual beli secara syar’i adalah tukar menukar barang dengan suka rela di atas sisi yang disyariatkan, maka jual beli itu ada empat macam:


  • Barang dijual (ditukar) dengan barang .
  • Barang dijual dengan matawang .
  • Matawang dijual dengan matawang (tukar menukarwang) baik yang sejenis seperti ringgit dengan ringgit atau yang tidak sejenis seperti ringgit dengan dolar.
  • Manafaat dengan harta ( jual jasa) .

Nota:
Segala sesuatu yang tergolong dalam makna jual beli secara syar’i dan dilakukan di dalam masjid maka dia telah melakukan pelanggaran di dalamnya sehingga berhak didoakan kerugian sebagaimana yang ditunjukkan di dalam hadits ini , dan sebagian ulama memakruhkan memberikan pelajaran untuk anak-anak (juga dewasa) di dalam masjid yang ditetapkan upah di dalamnya karena tergolong dalam jual beli kecuali yang dibolehkan oleh syarak seperti yang difahamkan oleh riwayat berhubung kisah bayaran wang jualan unta yang didoakan oleh Nabi kepada sahabat yang menjualkannya kepada Nabi SAW yang ketika itu Nabi SAW sedang solat dengan para sahabah iaitu ketika itu  berada dalam masjid. 

7. Tidak melakukan pekerjaan yang manfaatnya kembali kepada pribadi seseorang, sedangkan jika manfaatnya kembali kepada keumuman agama kaum muslimin seperti berlatih menggunakan pedang, mempersiapkan alat-alat perang untuk berjihad dan yang lainnya yang tidak mengandung makna penghinaan bagi masjid, maka tidak mengapa .


Di dalam “Shahih Bukhari dan Muslim” dari Aisyah rodhiyallahu anha , dia berkata :

“Sungguh aku melihat Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa sallam pada suatu hari di pintu kamarku, sedangkan kaum muslimin Habasyah sedang bermain-main tombak (berlatih menggunakannya) di dalam masjid , sementara Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa sallam menutupi aku dengan pakaiannya , maka aku melihat permainan mereka”.
Di dalam salah satu lafadznya Umar masuk lalu merendahkan badannya untuk mengambil kerikil, maka kerikil itu dilemparkannya kepada mereka, kemudian beliau Shalallahu ‘alahi wa sallam berkata : “Biarkan wahai Umar ” .

8. Tidak mengeraskan suara ketika berbicara:

Di dalam ” Shahih Bukhari ” dari sahabat Sa’ib bin Yazid radhiyallahu ‘anhu , dia berkata : Aku pernah berdiri di dalam masjid , maka ada seseorang yang telah melempar kerikil kepadaku, lalu aku perhatikan orangnya ternyata dia adalah Umar bin Khathab, maka dia berkata: “datangilah dua orang itu kemudian bawalah mereka kepadaku”, lalu aku mendatanginya dengan dua orang itu , dan dia berkata: “Siapa kalian ini atau dari mana kalian berdua ini ?”, maka keduanya berkata :dari Thaif, lalu Dia (Umar) berkata : “Kalau kalian berdua dari penduduk negeri (Madinah) ini tentu aku cambuk kalian, karena kalian telah mengeraskan suara di masjid Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa sallam” .

Sebagian ulama membolehkan mengeraskan suara dalam pembicaraan ilmu (agama) dan selainnya yang diperlukan kaum muslimin karena ia adalah tempat berkumpulnya mereka yang terkadang harus melakukannya .

9. Tidak membaca syair-syair yang mengandung makna syirik dan mungkar, sedangkan jika mengandung makna yang benar seperti makna tauhid dan ketaatan tidaklah terlarang selama tidak menjadikan orang lain yang ada di masjid tersibukkan dengannya dari ibadahnya.

Terdapat di dalam “Shahih Bukhari dan Muslim”, dari sahabat Abu Hurairah bahwasanya Umar berjalan melewati Hasan bin Tsabit sedang mendendangkan syair-syair di dalam masjid , maka Umar mengarahkan perhatian kepadanya dengan tidak suka , maka Hasan berkata :“Sungguh aku pernah mendendangkan syair (di dalam masjid) dan di dalamnya ada seseorang yang labih baik dari engkau (yaitu Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa sallam)”.

10. Tidak duduk melingkar di dalamnya sebelum ditegakkannya sholat juma'at walaupun untuk mempelajari ilmu (agama), disebabkan akan memutus shaf-shaf kaum muslimin dan disamping itu mereka diperintahkan untuk berkumpul lebih awal pada hari jum’at dan merapatkan shaf yang di depan dan seterusnya .

Terdapat di dalam hadits yang diriwayatkan Al Imam Ibnu Khuzaimah di dalam “Shahihnya” , dan Tirmidzi di dalam “Sunannya” dan dia menghasankannya dari Amer bin Syu’aib dari bapaknya dari datuknya, dari Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa sallam :

أَنَّهُ نَهي أَنْ يَتَحَلَّقَ النَّاسُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ قَبْلَ الصَّلَاةِ
“…. Sesungguhnya beliau melarang manusia duduk melingkar (di dalam masjid) pada hari jum’at sebelum sholat (jum’at) “ .

11. Tidur di dalam masjid dibolehkan baik laki-laki maupun perempuan , terlebih lagi bagi para musafir dan orang yang tidak memiliki rumah atau karena ada hajat .

Terdapat di dalam “Shahih Bukhari” dan selainnya bahwa Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu tidur di masjid Nabi Shalallahu ‘alahi wa sallam di masa beliau ketika dirinya masih muda sebelum berkeluarga .

Al Imam Bukhari menyebutkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , dia berkata : "Sungguh aku melihat tujuh puluh ahli suffah – yaitu para sahabat yang fakir – (tidur di masjid Nabi), tidak ada dari mereka yang memiliki rida (pakaian bagian atas badan) , sebaliknya di antara mereka ada yang memiliki kain penutup badan saja , atau satu helai pakaian saja, kain itu mereka ikatkan pada leher-leher mereka, maka di antara pakaian itu ada yang naik sampai pertengahan kedua betisnya, dan di antaranya ada yang naik sampai kedua mata kakinya , lalu dia rapatkan dengan tangannya karena tidak suka auratnya terbuka" . 

Wahai saudaraku muslimin hiasilah diri engkau dengan adab dan akhlak yang mulia di manapun berada terlebih lagi ketika di dalam masjid, pakailah masjid itu hanya sebagai tempat dzikir (beribadah) kepada Allah, janganlah dijadikan sebagai tempat bermain, berdagang, tempat duduk-duduk, dan sebagai jalan tanpa ada sebab, janganlah engkau berikan bagian (ibadah) itu untuk selain Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalamnya . Dia Yang Maha Suci berfirman :

أَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا


“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah ” . (QS Al-Jin :18).

Seseorang yang menegakkan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya niscaya dia meraih keberuntungan di dunia dan di akhirat kelak .

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
“Dan barangsiapa menta`ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar“.(QS Al-Ahzab:71).

إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ (7)جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي  مِنْ   تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِي رَبَّهُ(8َ


“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga `Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya“.(QS Al Bayyinah: 7-8).


WaLlahu 'alam


(TQ, http://rashidjaisdarulnaim.blogspot.com/p/adab-adab-ketika-ke-masjid-dan-semasa.html) 


 SUMBER LAIN.


  ADAB KETIKA MASUK
1.       Masuk ke masjid dengan memulakan langkah kanan 
2.       Berdoa ketika masuk
أَعُوذُ بِاللهِ الْعَظِيمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلطَانِهِ القَدِيمِ مِن الشَّيطَانِ الرَّجِيمِ ، اَللّهُمَّ اغْفِر لِي ذُنُوبِي وَافْتَح لِي أَبوَابَ رَحمَتِكَ
Aku berlindung dengan Allah yang maha besar dan dengan wajahnya yang mulia dan kekuasaanNya yang Qodim daripada gangguan syaitan yang direjam. Ya Allah ! ampinilah bagiku akan dosa-dosaku dan bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmatMu
3.       Memberikan salam kepada sesiapa yang berada di masjid 
4.       dan keluar dengan langkah kiri serta berdoa sebagaimana yang di lakukan oleh Ibn Umar r.a. Daripada Aisyah r.a, ( riwayat Muslim ) sabda rasulullah saw :
إذا دخل أحدكم المسجد، فليقل: اللهم افتح لي أبواب رحمتك، وإذا خرج، فليقل: اللهم إني أسألك من فضلك
Maksudnya : “ Apabila salah seorang kamu memasuki masjid maka hendaklah ia berkata : Ya Allah bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmatMu. Dan apabila keluar hendaklah ia berkata : Ya Allah sesungguhnya aku memohon limpahan rahmatMu”

ADAB DI DALAM MASJID


1.       Berniat iktikaf di dalam masjid iaitu berhenti seketika atau lama dengan maksud  beribadah kerana Allah. 
2.       Menunaikan solat dalam keadaan tenang dan tidak gopoh. Sabda Rasulullah saw ( riwayat Bukhari ), daripada Abi Qatadah r.a :
فعن أبي قتادة قال: بينما نحن نصلي مع النبي -صلى الله عليه وسلم- إذ سمع جلبة الرجال، فلما صلى قال: (ما شأنكم؟) قالوا: استعجلنا الصلاة، قال: (فلا تفعلوا؛ إذا أتيتم الصلاة فعليكم بالسكينة؛ فما أدركتم فصلوا، وما فاتكم فأتموا)
Daripada Abi Qatadah berkata : ketika kami sedang bersolat bersama nabi saw, tiba-tiba baginda saw mendengar hingar bingar para jemaah lelaki. Setelah selesai solat baginda saw berkata : Apa yang terjadi kepada kamu semua? Mereka berkata : kami ingin segera bersolat. Jawab baginda saw : Jangan kamu lakukan. Apabila kamu dating untuk bersolat maka kamu mestilah bertenang. Mana-mana rakaat yang kamu perolehi maka tunaikan , apa yang terluput maka sempurnakan
3.       Tunaikan  solat sunat tahiyyatul masjid. Dari Abu Qatadah bin Rube’ an Ansori r.a berkata :
فعن أبي قتادة بن ربعي الأنصاري -رضي الله عنه- قال: قال النبي -صلى الله عليه وسلم-: (إذا دخل أحدكم المسجد فلا يجلس حتى يصلي ركعتين) رواه البخاري
Sabda rasulullah saw : “Apabila salah seorang antara kamu memasuki masjid maka janganlah duduk sehingga ia menunaikan solat dua rakaat” – riwayat Bukhari
4.       Sebaik-baiknya bersolat pada tempat yang berdinding ( sutrah )
فعن أبي سعيد الخدري –رضي الله عنه- قال: سمعت النبي –صلى الله عليه وسلم- يقول: (إذا صلى أحدكم إلى شيء يستره من الناس فأراد أحد أن يجتاز بين يديه فليدفعه فإن أبى فليقاتله فإنما هو شيطان) رواه البخاري ومسلم،
Daripada Abi Said al Khudri berkata: Aku mendengar nabi saw bersabda : Apabila salah seorang kamu menunaikan solat ke arah sesuatu yang menutupinya daripada manusia, maka jika ada seseorang mahu melintasi hadapannya, hendaklah ia halang. Jika sekiranya ia tetap melaluinya maka hendaklah diperangi kerana sesunggnya ia adalah syaitan – riwayat Bukahri dan Muslim 

5.       Elakkan daripada keluar dari masjid selepas azan berkumandang melainkan atas sebab-sebab yang syarie.
فعن أبي الشعثاء قال: كنا قعودا في المسجد مع أبي هريرة، فأذن المؤذن، فقام رجل من المسجد يمشي، فأتبعه أبو هريرة بصره حتى خرج من المسجد، فقال أبو هريرة: "أما هذا فقد عصى أبا القاسم -صلى الله عليه وسلم-" رواه مسلم
Daripada Abi Sya’sa’ berkata : Kami duduk di dalam masjid bersama Abu Hurairah lalu muazzin melaungkan azan. Maka berdiri seorang lelaki dan berjalan . Abu hurairah memandangnya sehinggalah ia keluar. Abu Hurairah berkata : Orang ini telah mengingkari Abu qasim (gelaran Rasulullah saw ) – riwayat Muslim
6.       Elakkan dari  melangkah  tengkuk para jemaah yang lain ( riwayat Ibn Majah kitab sahih targhib wat tarhib )
لما جاء في ا لحديث أنَّ رجلا جاء يوم الجمعة يتخطى رقاب الناس، والنبي -صلى الله عليه وسلم- يخطب، فقال له: (اجلس فقد آذيت)
Di dalam sebuah hadis menyebutkan ketika baginda saw menyampaikan khutbah , diperhatikan seorang lelaki melangkah tengkuk para jemaah lalu baginda bersabda : Duduk dan jangan kamu menyakiti orang lain riwayat Ibn Majah
7.       Elakkan daripada memakan benda – benda yang berbau .
فعن جَابِرِ بْنِ عَبْدِ الله -رَضىَ الله عَنْهُمَا- عَنْ النَّبي -صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلمَ- قالَ:  
(مَنْ أكَل ثُوماً أوْ بَصَلاً فَلْيَعْتَزِلنا - أوْ ليعْتَزِلْ مَسْجِدَنَا- ليْقْعُدْ في بَيتهِ) رواه البخاري ومسلم
Daripada Jabir bin Abdillah r.a daripada nabi saw berkata : Barangsiapa yang memakan bawang putih atau bawang merah maka hendak ia berpisah dengan kami atau menjauhi masjid kami agar ia duduk di rumahnya – riwayat Bukhari
8.       Elakkan dari memakai pakaian yang mengganggu kekhusukan solat para jemaah . 
9.       Jaga kebersihan
أخرجه مسلم عن أنس بن مالك أن رسول الله -صلى الله عليه وسلم- قال:
(إن هذه المساجد لا تصلح لشيء من هذا البول ولا القذر إنما هي لذكر الله عز وجل والصلاة وقراءة القرآن)
Daripada  Anas bin Malik sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya masjid-masjid ini tidak boleh dicurahkan kencing ini atau kotoran. Adapun masjid adalah tempat mengingati Allah , bersolat dan membaca al Quran – riwayat Muslim 
10.   Menjauhkan diri  daripada amalan yang bertentangan dengan adab-adab di masjid( riwayat at Turmuzi )
فعن أبي هريرة أن رسول الله -صلى الله عليه وسلم- قال: (إذا رأيتم من يبيع أو يبتاع في المسجد فقولوا لا أربح الله تجارتك، وإذا رأيتم من ينشد فيه ضالة فقولوا لا رد الله عليك)
Daripada Abu Hurairah r.a sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : Apabila kamu melihat orang menjual atau membeli di dalam masjid maka katakanlah : Allah tidak akan memberikan keuntungan kepada perniagaanMu. Dan apabila kamu melihat orang mencari-cari barang yang hilang lalu katakanlah : Allah tidak akan memulangkan kepadaMu – riwayat at Turmuzi
11.   Menjawab azab ketika berkumandang. 
12.   Elakkan dari bercakap perkara-perkara yang tidak berfaedah atau bersifat keduniaan. 
13.   Jangan berjual beli ketika berada di dalam ruangan solat.


 ADAB KELUAR MASJID
1.       Baca doa
إذا دخل أحدكم المسجد، فليقل: اللهم افتح لي أبواب رحمتك، وإذا خرج، فليقل: اللهم إني أسألك من فضلك
Maksudnya :Apabila salah seorang kamu masuk ke masjid maka katakanlah : Ya Allah, bukakanlah baguku pintu-pintu rahmatMu dan apabila ia keluar maka katakanlah : Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu kurniaanMu” 
2.       Memberikan salam orang yang masih berada di masjid 
3.       Mendahulukan kaki kiri ketika keluar dari masjid

ADAB WANITA DI MASJID
1.       Tidak boleh berwangi-wangian ketika menuju ke masjid
عن ‏‏زينب الثقفية ‏‏أن النبي ‏‏صلى الله عليه وسلم ‏‏قال ‏‏أيتكن خرجت إلى المسجد فلا تقربن طيبا
Maksudnya : dari Zainab  at Thaqfiyyah , sesungguhnya nabi saw bersabda :“ Mana-mana di kalangan kamu ( wanita ) yang keluar menuju ke masjid maka janganlah ia mendekati wangian ” – riwayat an Nasai’
2.       Wanita yang didatangi haid atau nifas tidak dibenarkan masuk ke masjid.



 (TQ, http://www.masjidwilayah.gov.my/index.php/27-ilmiah/102-adab-ketika-pergi-ke-masjid?start=1)

No comments:

Post a Comment

Kuliah Maghrib - 4 Okt 2024